PENGARUH PEMBERIAN
PUPUK ORGANIK CAIR
(POC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI TANAMAN
JAGUNG
MANIS (Zea mays saccharata Sturt)
Oleh
ACHMAD WEIZMAN
AGITARANI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
TRIDINANTI PALEMBANG
PALEMBANG
2011
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan usulan penelitian ini.
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt)”
yang akan dilaksanakan di Tanjung
Sari Kelurahan Bukit Sangkal Kecamatan Kalidoni Palembang.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Ir. Ruarita Ramadhalina Kawaty, M.P., sebagai
pembimbing utama juga Bapak Ir. Ridwan Hanan, M.P., sebagai pembimbing
pendamping yang telah memberikan arahan, petunjuk, dan saran selama penyusunan
usulan penelitian ini, untuk Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan dan
membiayai pendidikan penulis sampai saat ini.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada kakak, adik, Nurhasanah Aprilia, S.Farm,
Agung Wijaya, S.T dan kepada semua pihak yang telah turut memberikan bantuan,
mudah-mudahan usulan penelitian ini dapat memberikan manfaat dan petunjuk bagi
penulis dalam melaksanakan penelitian ini.
Palembang, Desember
2011
Penulis,
|
Usulan Penelitian
PENGARUH PEMBERIAN
PUPUK ORGANIK CAIR
(POC) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
PRODUKSI TANAMAN
JAGUNG
MANIS (Zea mays saccharata Sturt)
Oleh
ACHMAD
WEIZMAN AGITARANI
0631110005
Telah disetujui
untuk dilaksanakan
Pembimbing Utama
DR. Ir. Ruarita Ramadhalina Kawaty, M.P.
Palembang, Desember
2011
Pembimbing Pendamping Program
Studi Agroteknologi
Ir. Ridwan
Hanan, M.P. Ir. Ridwan Hanan, M.P.
|
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR……………………………………………… iv
DAFTAR IS………………………………………………………… v
DAFTAR TABEL…………………………………………………... vi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….. vii
I. ...... PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………… 1
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
……………………………….... 6
II. ... TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………….. 7
A. Sistematika dan Botani Tanaman Jagung
Manis…………………. 7
B. Syarat Tumbuh …………………………………………………… 10
C. Peranan Unsur Hara bagi Pertumbuhan Tanaman
……………….. 11
III. ... PELAKSANAAN
PENELITIAN…………………………………… 13
A. Tempat dan Waktu………………………………………………… 13
B. Bahan dan Alat ……………………………………………………. 13
C. Metode Penelitian …………………………………………………. 13
|
DAFTAR PUSTAKA
……………………………………………………….
|
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
Nilai Zat Gizi Jagung Manis tiap 100 gram yang Dapat Dimakan…. 9
2.
Analisis Keragaman Rancangan Acak Kelompok (RAK) …………. 15
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jagung telah
dibudidayakan di Amerika Tengah (Meksiko Bagian Selatan) sekitar 8.000 sampai 10.000
tahun yang lalu. Dari penggalian ditemukan fosil tongkol jagung dengan ukuran
kecil, yang diperkirakan usianya mencapai sekitar 7.000 tahun. Menurut pendapat
beberapa ahli botani, teosinte (Zea mays sp. Parviglumis) sebagai
nenek moyang tanaman jagung, merupakan tumbuhan liar yang berasal dari lembah
Sungai Balsas, lembah di Meksiko Selatan. Bukti genetik, antropologi, dan arkeologi
menunjukkan bahwa daerah asal jagung adalah Amerika Tengah dan dari daerah ini
jagung tersebar dan ditanam di seluruh dunia ( Iriany, dkk., 2007).
Di Indonesia, daerah-daerah penghasil utama tanaman jagung adalah Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, dan Maluku. Khusus di daerah Jawa Timur dan Madura, budidaya tanaman
jagung dilakukan secara intensif karena kondisi tanah dan iklimnya sangat
mendukung untuk pertumbuhannya (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
|
|
Jagung manis merupakan
komoditas pertanian yang sangat digemari terutama oleh penduduk perkotaan,
karena rasanya yang enak dan manis banyak mengandung karbohidrat, sedikit
protein dan lemak. Budidaya jagung manis berpeluang memberikan untung yang
tinggi bila diusahakan secara efektif dan efisien (Sudarsana, 2000).
Jagung manis mengandung kadar gula yang
relatif tinggi, karena itu biasanya dipungut muda untuk dibakar atau
direbus. Ciri dari jenis ini adalah bila
masak bijinya menjadi keriput dan bermanfaat sebagai bahan makanan, makanan
ternak, bahan baku pengisi obat dan lain-lain (Harizamrry, 2007).
Tanaman jagung tidak
akan memberikan hasil maksimal manakala unsur hara yang diperlukan tidak cukup
tersedia. Pemupukan dapat meningkatkan
hasil panen secara kuantitatif maupun kualitatif. Lingga dan Marsono (2001) menyatakan bahwa,
pupuk merupakan kunci dari kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur
untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman.
|
Berbagai upaya dapat
dilakukan untuk menghasilkan produksi jagung manis. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi
jagung manis dapat ditempuh dengan pemberian pupuk dan pengaturan jarak
tanam. Pupuk terbagi menjadi dua macam
yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik (Rahmi dan Jumiati, 2003).
Pupuk organik
adalah pupuk yang sebagian besar
atau seluruhnya terdiri atas bahan organik yang berasal dari tanaman
atau hewan yang telah melalui proses dari rekayasa, dapat berbentuk padat atau
cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat
fisik, biologi dan kimia tanah (Suriadikarta
dan Simanungkalit, 2006 ).
|
|
Pemberian pupuk
organik cair harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang diaplikasikan
terhadap tanaman.
Penelitian
menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun memberikan
pertumbuhan dan hasil tanaman yang lebih baik dibandingkan dengan pemberian
melalui tanah (Hanolo, 1997). Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan maka
kandungan unsur hara yang diterima oleh tanaman akan semakin tinggi, begitu
juga dengan semakin seringnya frekuensi aplikasi pupuk daun yang dilakukan pada
tanaman, maka kandungan unsur hara juga semakin tinggi. Namun, pemberian dengan dosis yang berlebihan
justru akan mengakibatkan timbulnya gejala kelayuan pada tanaman (Suwandi dan Nurtika, 1987). Oleh
karena itu, pemilihan dosis yang tepat perlu diketahui oleh para peneliti dan
hal ini dapat diperoleh melalui pengujian-pengujian di lapangan (Rizqiani, dkk., 2007).
Menurut Rahmi dan Jumiati (2007), perlakuan waktu penyemprotan pupuk oganik cair (POC) Super ACI 15 hari,30
hari dan 45 hari menghasilkan tanaman yang lebih tinggi, umur tanaman saat
keluar bunga betina dan umur panen yang lebih cepat, komponen tongkol yang
besar dan lebih berat serta produksi tongkol yang lebih tinggi dibandingkan
dengan perlakuan waktu penyemprotan pupuk organik cair Super ACI 12 hari, 24
hari, dan 42 hari dan perlakuan waktu penyemprotan pupuk organik cair Super ACI
18, 36 dan 54 hari.
|
Berdasarkan berbagai uraian di atas maka penulis
tertarik melakukan penelitian terhadap budidaya tanaman jagung manis dengan perlakuan pengaturan takaran
pemberian pupuk organik cair, Karena
sampai batas tertentu konsentrasi yang diberikan dengan aplikasi takaran pupuk daun
yang dilakukan merupakan faktor yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt).
|
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pemberian Pupuk Organik Cair (POC) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman
jagung manis (Zea mays sachhrata Sturt).
2.
Kegunaan Penelitian
Sebagai bahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya bagi para petani yang membudidayakan tanaman
jagung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis
Tanaman
jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays
saccharata Sturt. Klasifikasi
tanaman jagung manis adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo :
Poales
Famili : Poaceae
Genus
: Zea
Spesies
: Zea mays saccharata Sturt.
|
|
Biji
jagung terletak pada tongkol (janggel) yang tersusun memanjang. Pada tongkol
tersimpan biji-biji jagung yang menempel erat, sedangkan pada buah jagung
terdapat rambut-rambut yang memanjang hingga keluar dari pembungkus (kelobot).
Setiap tanaman jagung terbentuk satu sampai dua tongkol. Biji jagung memiliki bermacam-macam bentuk
dan bervariasi. Perkembangan biji
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain varietas tanaman, tersedianya
makanan di dalam tanah dan faktor lingkungan seperti sinar matahari dan kelembaban
udara. Biji jagung manis yang masih muda
mempunyai ciri bercahaya dan berwarna jernih seperti kaca sedangkan biji yang
telah masak dan kering akan menjadi keriput atau berkerut.
|
|
Tabel 1. Nilai Zat Gizi
Jagung Manis tiap 100 gram yang Dapat Dimakan
No
|
Zat gizi
|
Kandungan zat gizi
|
1
|
Energi
|
96,0 kalori
|
2
|
Protein
|
3,5 g
|
3
|
Lemak
|
1,0 g
|
4
|
Karbohidrat
|
22,8 g
|
5
|
Kalium
|
3,0 mg
|
6
|
Fosfor
|
111,0 mg
|
7
|
Besi
|
0,7 mg
|
8
|
Vitamin A
|
400,0 SI
|
9
|
Vitamin B
|
0,15 mg
|
10
|
Vitamin C
|
12,0 mg
|
11
|
Air
|
72,7
g
|
B.
|
1. Iklim
Tanaman jagung dapat tumbuh di dataran
rendah sampai dataran tinggi 1300 m di atas permukaan laut (dpl), kisaran suhu
antara 13ºC sampai 38ºC dan mendapat sinar matahari penuh. Tanaman jagung tumbuh dan berproduksi optimum
di dataran rendah Indonesia sampai ketinggian 1800 m di atas permukaan laut
(dpl), dan memerlukan curah hujan ideal sekitar 85 mm per tahun sampai 200 mm
per tahun selama masa pertumbuhan.
2. Keadaan Tanah
Tanah
sebagai tempat tumbuh tanaman jagung harus mempunyai kandungan hara yang cukup. Tersedianya zat makanan di dalam tanah sangat
menunjang proses pertumbuhan tanaman hingga menghasilkan.
Tanaman jagung tidak membutuhkan
persyaratan yang khusus karena tanaman ini tumbuh hampir pada semua jenis tanah
asalkan tanah tersebut subur, gembur, kaya akan bahan organik dan drainase
maupun aerase baik. Kemasaman tanah (pH)
yang diperlukan untuk pertumbuhan optimal tanaman jagung antara pH 5,5 sampai
pH 6,5 tetapi yang paling baik adalah pH 6,8.
3. Peranan Pupuk Organik Cair (POC) bagi Tanaman
POC
merupakan bahan organik murni berbentuk cair dari limbah ternak dan unggas,
limbah alam dan tanaman, beberapa jenis tanaman tertentu serta zat-zat alami
tertentu yang diproses secara alamiah. POC berfungsi multiguna terutama
dipergunakan untuk semua jenis tanaman pangan (padi, palawija), horti (sayuran,
buah, bunga) dan tahunan (coklat, kelapa sawit, karet) juga untuk ternak/unggas
dan ikan. POC mempunyai fungsi setara
dengan kandungan unsur hara mikro 1 ton pupuk kandang. Kandungan humat dan fulvat yang dimiliki POC berangsur-angsur
akan memperbaiki konsistensi (kegemburan) tanah yang keras serta melarutkan
SP-36 dengan cepat. Kandungan Zat Pengatur Tumbuh (Auxin, Giberelin dan
Sitokinin) akan mempercepat perkecambahan biji, pertumbuhan akar, perbanyakan
umbi, fase pertumbuhan tanaman serta memperbanyak dan mengurangi kerontokan
bunga dan buah. Aroma khas POC akan mengurangi serangan hama. POC akan memacu
perbanyakan pembentukan senyawa polyfenol untuk meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap serangan penyakit. Jika serangan hama dan penyakit melebihi ambang
batas pestisida tetap digunakan secara bijaksana, karena POC hanya mengurangi
serangan hama dan penyakit bukan untuk menghilangkan sama sekali).
|
C.
Peranan Unsur Hara bagi Pertumbuhan Tanaman
Tanaman
memerlukan makanan yang sering disebut hara tanaman. Tanaman membutuhkan bahan organik untuk
mendapatkan energi dan pertumbuhannya, dengan menggunakan hara, tanaman dapat
memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tidak dapat digantikan oleh unsur lain
(Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Tanaman terdiri atas bahan organik 27%, air
70% dan mineral 3%. Analisis kimia menunjukkan bahwa pada tubuh tanaman adanya
berbagai unsur mineral dan unsur hara yang berbeda, ketersediaan dalam medium
yang berbeda dan juga tergantung pada organ tanaman dan umur tanaman (Samekto,
2008).
|
Penyemprotan pupuk daun
idealnya dilakukan pada pagi atau pada sore hari karena bertepatan pada saat
membukanya stomata. Prioritaskan penyemprotan pada bagian bawah daun karena
paling banyak terdapat stomata. Faktor cuaca termasuk kunci sukses dalam
penyemprotan pupuk daun. Dua jam setelah penyemprotan jangan sampai terkena
hujan karena akan mengurangi efektifitas penyerapan pupuk. Tidak disarankan
menyemprotkan pupuk daun pada saat suhu udara sedang panas karena konsentrasi
larutan pupuk yang sampai ke daun cepat meningkat sehingga daun dapat terbakar (Yusuf,
2010).
III.
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu
Penelitian ini akan
dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai bulan Februari 2012 di Palembang,
Kecamatan Sako, Palembang dengan ketinggian ketinggian 24 m di atas
permukaan laut.
B. Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : benih
jagung manis bisi sweet, pupuk organik cair (POC), pupuk N, P, dan K (sebagai pupuk dasar), Fungisida
Dithane M-45, Insektisida Sevin 85 SP, air, serta bahan-bahan lain yang diperlukan
dalam penelitian.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul,
parang, babat, gembor, tali rafia, tangki, meteran, gunting, papan sampel,
timbangan, kalkulator, alat tulis dan peralatan lain yang diperlukan dalam
penelitian.
C. Metode Penelitian
1. Rancangan Percobaan
|
|
|
Pemberian pupuk organik cair terdiri dari 4 (empat)
level, yaitu :
P0 =
kontrol
P1 = 20 cc/20 lt air
P2 = 40 cc/20 lt air
P3 = 60 cc/20 lt
air
3. Rancangan Respon
Peubah yang diamati pada penelitian ini
adalah :
a. Tinggi Tanaman (cm)
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari
pangkal tumbuh tanaman pada permukaan tanah yang sudah ditandai dengan
menggunakan patok standard sampai pada ujung daun tertinggi. Pengukuran dimulai
pada saat tanaman berumur 2 (dua) minggu setelah tanam (MST) sampai muncul
bunga jantan, dengan interval waktu pengukuran 1 (satu) minggu sekali.
b. Jumlah
Daun (helai)
Pengamatan atau penghitungan jumlah daun
dilakukan pada daun yang telah membuka sempurna. Pengamatan dilakukan pada saat
tanaman berumur 2 minggu setelah tanam (MST) sampai tanaman mengeluarkan bunga
jantan, dengan interval waktu pengamatan 1 (satu) minggu sekali.
c. Panjang
Tongkol (cm)
|
d. Hasil per
Galangan (kg)
Penghitungan produksi per galangan dilakukan dengan menimbang seluruh buah jagung pada tiap-tiap galangan. Penimbangan buah jagung dilakukan dengan kondisi buah jagung masih utuh (berkelobot), yaitu dalam kondisi jagung baru dipanen dari batangnya.
1.
Rancangan Analisis
Data hasil pengamatan yang diperoleh
dianalisis secara statistika berpedoman pada daftar analisis keragaman
Rancangan Acak Kelompok (RAK), dapat dilihat pada Tabel 2
berikut ini :
Tabel 2. Analisis Keragaman Rancangan Acak Kelompok
(RAK)
SK
|
DB
|
JK
|
KT
|
F – hitung
|
F- Tabel
|
|
5%
|
1%
|
|||||
Kelompok
|
k-1 = v1
|
JKK
|
JKK/v1
|
KTK/KTG
|
(v1, v3)
|
|
Perlakuan
|
p-1 = v2
|
JKP
|
JKP/v2
|
KTP/KTG
|
(v2, v3)
|
|
Galat
|
vt-v1-v2 = v3
|
JKG
|
JKG/v3
|
-
|
||
Total
|
(k.p)-1 = vt
|
JKT
|
Sumber : Hanafiah (2004)
Uji nyata
keragaman dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, dengan
ketentuan sebagai berikut :
1.
Jika
F hitung lebih besar dari F tabel 5% berarti perlakuan tersebut berpengaruh
nyata, dan dinotasikan dengan (n)
2.
Jika
F hitung lebih besar dari F tabel 1% menunjukkan perlakuan tersebut berpengaruh
sangat nyata, dinotasikan dengan (sn)
3.
Jika
F hitung lebih kecil dari F tabel 5% menunjukkan perlakuan tersebut berpengaruh
tidak nyata, dinotasikan dengan (tn)
Ketelitian
dari penelitian yang dilakukan dapat dilihat dari nilai koefisien keragaman
(KK) yang rumusnya adalah:
,
dimana : KTG = Kuadrat Tengah Galat
` = Rerata Umum
Apabila dari
hasil uji F diperoleh pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan uji beda
antar perlakuan dengan mengunakan uji test BNT (Beda Nyata Terkecil).
D. Cara Kerja
1.
Pembukaan Lahan
a. Persiapan Lahan
Lahan atau areal yang telah diukur
dibersihkan dari gulma-gulma dan sisa-sisa tanaman yang ada. Pembersihan lahan
dilakukan secara manual, yaitu dengan menggunakan alat seperti parang babat,
cangkul, serta alat-alat lain yang diperlukan.
b.
|
Tanah diolah pada kondisi lembab, tetapi
tidak terlalu basah dengan menggunakan cangkul sampai gembur agar memperbaiki
struktur tanah, memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah dan mendorong aktivitas
mikroba tanah.
c. Pembuatan Galangan
Pembuatan galangan dikerjakan setelah
pengolahan tanah selesai, yaitu dengan membuat galangan sebanyak 24 galangan
berukuran 3m x 3 m. Pada saat pembuatan galangan sekaligus dibuat jarak antar
galangan masing-masing 100 cm yang juga berfungsi sebagai pembuangan atau
pengaliran air ketika terjadi hujan.
1. Penanaman
Sebelum
penanaman, dilakukan pemberian pupuk dasar N, P, dan K sesuai takaran anjuran. Kemudian
penanaman dilakukan secara tugalan, yaitu dengan kedalaman tugalan 3 cm,
kemudian setiap lubang diisi dengan 2 (dua) benih jagung dan ditutup kembali
dengan tanah. Adapun jarak tanam yang digunakan adalah 50 cm x 30 cm. Setelah
penanaman benih selesai, dilakukan penyiraman pertama dengan menggunakan gembor
secara merata.
2.
|
Pengaplikasian
POC dilakukan setelah tanam sebelum panen dengan dosis sesuai perlakuan.
Pemberian pupuk dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00 WIB sampai 10.00 WIB
atau sore hari antara pukul 15.00 WIB sampai 18.00 WIB dengan menggunakan
tanki. Pengaplikasian mulai dilakukan pada saat tanaman berumur satu minggu
setelah tanam sampai pada saat tanaman sudah berbunga, setiap satu minggu
sekali.
3. Pemberian
Pupuk Dasar
Pupuk dasar N, P, K diberikan sesuai dengan
dosis Urea = 400 kg/haֿ¹, SP 36 = 383 kg/haֿ¹, KCl =100 kg/haֿ¹ pada saat tanam dan
4 (empat) minggu setelah tanam dengan cara dimasukkan ke dalam lubang yang
telah dibuat dengan cara tugal disamping kanan tanaman dengan jarak 5 cm,
kedalaman 7 cm (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman
dilakukan secara rutin setiap hari selama masa pertumbuhan tanaman, yaitu pada
pagi dan sore hari dengan menggunakan gembor, dan apabila terjadi hujan pada malam hari maka
penyiraman pada pagi hari tidak dilakukan, jika hujan terjadi pada siang hari,
maka penyiraman sore hari tidak dilakukan.
|
Penjarangan dilakukan 7 (tujuh) hari setelah tanam dengan
cara meninggalkan satu tanaman yang pertumbuhannya baik. Sedangkan penyulaman
dilakukan apabila tanaman pada lubang tanam tidak ada yang tumbuh atau mati.
c. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma di sekitar
tanaman. Penyiangan dilakukan satu minggu sekali. Penyiangan pada tanaman
jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan
lain-lain. Agar penyiangan tidak mengganggu perakaran tanaman maka dilakukan
setelah tanaman berumur 15 hari.
d. Pembumbunan
Pembumbunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya
tanaman. Pembumbunan dilakukan secara bersamaan dengan penyiangan ke 2 (dua)
yaitu pada umur 42 hari setelah tanam.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang
dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan
yaitu pestisida Sevin 85 SP. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperhatikan
kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang, sehingga
perlakuan ini akan lebih efisien.
|
Panen jagung manis
dilakukan sekitar umur 70 hari, yaitu pada saat kelobot (bungkus
janggel jagung) berwarna cokelat muda dan kering serta bijinya mengkilap.
DAFTAR PUSTAKA
|
A.
Rahmi dan Jumiati. 2003 Anonim. 2008.
Tanaman Jagung Manis (Sweet Corn). Diakses di : www.usahawantani.com/.../Tanaman-Jagung-Manis-Sweet.Corn.
tanggal 4 April 2011. Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pemupukan
POC Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis. Fakultas
Pertanian
Universitas Tujuh
Belas Agustus 1945 Samarinda.
Badan
Pusat Statistik 2009. Potensi Ekonomi
Andalan Provinsi Sumatera Selatan,
Palembang. Diakses di http://www.bps.co.id,
tanggal 03 Februari 2011.
Derna,
H. 2007.
Jagung manis. Diakses di http://www.scribd.com/doc/38158723/jagung
manis-no4.pdf,
tanggal 18 September 2011.
Hanafia,
Kemas, A. 2010. Rancangan Percobaan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Harizamrry. 2007.
Artikel Jagung Manis. Diakses
di http://harizamrry.com/2007/…/Tanaman-Jagung-Manis-Sweet-Corn, Tanggal 7 Mei 2011.
Hasibuan.
2006. Pupuk dan Pemupukan. USU Press.
Medan.
Pinus
Lingga dan Marsono. 2004. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar swadaya: Jakarta
Purwono, M. S. dan Hartono, R. 2005. Bertanam
Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Bogor
Sudarsana,
N. K. 2000. Pengaruh Efektifitas Microorganisme-4
(EM-4) dan Kompos terhadap Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt) Pada Tanah Entisol. diakses di : http://www.unmul.ac.id/dat/pub/frontir/sudarsana.pdf,
tanggal 7 Mei 2011.
Simanungkalit,
R, D, M . dan Suriadikarta, D, A. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati. diakses di http://balittanah.deptan.go.id/dokumentasi/…/pupuk%2
organik.pdf, tanggal 23 Juni 2011.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman
Bertanam Jagung.
|
Yusuf, T. 2010. Pemupukan
dan Penyemprotan Lewat Daun. Diakses
di http://tohariyusuf.wordpress.com/ , tanggal 8 Mei 2011.
|
I II III IV
V VI
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
|
|
|
|
||||||||||
|
|||||||||||||
|
|||||||||||||
|
|
|
|
||||||||||
|
|
||||||||||||
|
|
|
|
||||||||||
S
Keterangan :
I, II, III, IV, V, VI : Ulangan
P0, P1, P2, P3 : Perlakuan dosis pemberian pupuk
Jarak antar ulangan : 100 cm
Jarak antar perlakuan : 100 cm
|
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Denah Penelitian ……………………………………………………… 23
2. Jadwal
Penelitian……………………………………………………….
24
|